Minggu, 16 Desember 2007

Pengenalan Hormon, Pengambilan dan Pengawetan Hipofisa

Laporan Praktikum

M.K. Fisiologi Reproduksi

5 Oktober 2007

Pengenalan Hormon, Pengambilan dan Pengawetan Hiofisa


Abstrak

Dalam Dunia Budidaya Perikanan keterdediaan benih memegang peranan yang sangat penting. Hipofisasi adalah proses penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa kepada ikan untuk merangsang kematangan gonad. Praktikum ini mengajarkan cara mengambil kelenjar hipofisa pada ikan Mas, Ikan Lele dan Ikan Patin.

Kata Kunci : Hipofisa, Hormon reproduksi


Pendahuluan

Dalam Dunia Budidaya Perikanan keterdediaan benih memegang peranan yang sangat penting. Di habitat aslinya ikan akan memijah jika mendapat rangsangan lingkungan yang tepat, sayangnya dalam lingkungan budidaya ransangat lingkungan itu sulit diwujudkan sehingga perlu diadakan rekayasa untuk memijahkan ikan. Hipofisasi adalah menyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang ikan memijah.

Dalam praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengambil kelenjar hipofisa yang terdapat dalam kepala ikan preparat.

Metodologi

Praktikum dilakukan pada hari kamis 27 September 2007 pukul 15.00-17.00 yang bertempat di laboratorium Genetik dan di halaman depan Teaching Farm, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Praktikum dilakukan dengan cara pembedahan langsung kepala ikan Mas, Ikan Lele, dan Ikan Patin.

1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Kepala Ikan mas dipotong mulai dari lubang hidungnya menggunakan pisau. Pomotongan mengikuti lekukan dagu ikan sehingga hasil potongannya dangkal dan tidak merusak otak. Setelah tulang kepala terbuka otak dikeluarkan menggunakan tusuk gigi atau alat bantu lainnya. Kelenjar Hipofisa akan terlihat tepat dibawah otak. Kelenjar ini berbentuk bulat kecil dengan warna putih. Prosedur berikutnya adalah kelenjar ini dikeluarkan dari kepala ikan menggunakan tusuk gigi.

2. Ikan Lele (Clarias batrachus)

Kepala Ikan Lele dipotong mulai dari mulutnya. Semua bagian mulut, insang dan aborensen organ dibuang hingga hanya menyisakan tulang tempurung kepalanya. Tulang yang melindungi rongga otak dikerok dari bagian dalam kepala hingga otaknya terlihat. Otak dikeluarkan dengan bantuan tusuk gigi. Prosedur terakhir adalah mengeluarkan kelenjar hipofisa dengan bantuan tusuk gigi. Kelenjar hipofisa memiliki bentuk bulat dan berwarna putih.

3. Ikan Patin (Pangasius pangasius)

Langkah Pertama adalah membuat luka sedikit diatas lubang hidung supaya kepala patin tidak licin dan sayatan bisa lebih terarah. Pemotongan dilakukan dari luka yang telah dibuat kearah sirip dorsal sampai otak terlihat. Otak dikeluarkan dengan bantuan tusuk gigi. Prosedur berikutnya adalah mengeluarkan kelenjar hipofisa dengan bantuan tusuk gigi. Kelenjar hipofisa memiliki bentuk bulat dan berwarna putih.

Hasil dan Pembahasan

1. Hormon

hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.

sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.

hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual

hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi

hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.

misalnya, tsh dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh. (medicastore.com, 2007)

2. Enzim

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor dan inhibitor. (wikipedia.org, 2007)

3. Hipofisa

Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002) Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak. Gambar otak dan hipofisa terlihat seperti gambar dibawah ini :

Ikan Lele (Clarias batrachus)

Ikan Patin (Pangasius pangasius)

Otak Lele

Otak Patin

Hipofisa Lele

Hipofisa Patin

4. Syarat Donor

Syarat indukan yang bisa diambil kelenjar hipofisanya adalah ikan jantan yang telah matang gonad. Perbandingan berat ikan jantan dengan ikan betina adalah 1,5 : 1 jadi ikan jantan seberat 1,5 Kg digunakan untuk hipofisasi induk betina yang memiliki berat 1 kg. Perbandingan diatas berguna jika donor dan penerima berasal dari satu spesies, jika menggunakan donor dari lain spesies maka dosisnya harus ditambah. Donor dari lain spesies disebut donor universal contohnya ikan mas, tetapi sebaiknya donor dan penerima tetap berasal dari satu famili.

5. Kelebihan dan Kekurangan Hipofisasi

Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.

Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin.

6. Pengawetan Kelenjar Hipofisa

Ada dua metode yang biasa dilakukan dalam mengawetkan kelenjar hipofisa yaitu metode kering dan metode basah. Metode kering dilakukan dengan menggunakan larutan aseton. Kelenjar hipofisa direndam dalam larutan aseton selama 8-12 Jam, kemudian larutan aseton dibuang dan kelenjar hipofisa dikeringkan lalau disimpan. (Susanto, 2001)

Metode basah digunakan dengan larutan alkohol pekat. Kelenjar hipofisa dimasukan dalam larutan alkohol selama 24 jam. Dalam proses perendaman alkohol diganti selama 2-3 kali. Setelah 24 jam kelenjar hipofisa dibiarkan terendam larutan alkohol sampai akan digunakan. (susanto, 2001)

7. Hormon Reproduksi

GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon): diekresikan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisa mengeskresikan kelenjar FSH (Folikel Simulating Hormon) pada betina untuk mematangkan ovarium dan LH (Luitenizing Hormon) pada Jantan Gametogenesis yaitu memacu kematangan telur dan sperma

luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) berfunsi untuk memunculkan sifat pariental care pada ikan. Hormon ini juga akan memacu kelenjar susu memproduksi air susu pada mamalia

Prolaktin merupakan polipeptida yang mengandung gugus tirosil hormon ini berfungsi sebagai pemicu pariental care

GTH adalah hormone gonadotropin fungsinya adalah merangsang ovulasi sel gamet.

GIH (gonad Inhibitting Hormone) merupakan hormon penghambat pematangan gonad yang diskresikan oleh kelenjar yang terdapat di tangkai mata krustacea.

GSH (Goanad Stimulating Hormone) akan bekerja jika kelenjar penghasil GIH diablasi. GSH berfungsi untuk merangsang vitelogenesis pada ovarium.

kelebihan
Daftar Pustaka

Anonimous.2007. http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=11&iddtl=761. [29 September 2007]

Anonimous. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim . [29 September 2007]

Budiyanto. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstraks Kelenjar Hipofisa Ikan Patin Terhadap Laju Pertumbuhan Harian Ikan Koi yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. (Skripsi tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan IPB

Susanto, H. 2001. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Jakarta : Penebar Swadaya

Tidak ada komentar:

Google