Laporan Praktikum
M.K. Fisiologi dan Reproduksi Ikan
Anatomi Reproduksi
Abstrak
Pengetahuan mengenai morfologi dan anatomi ikan dapat membantu kita dalam mengetahui proses reproduksi. Pengetahuan mengenai anatomi ikan dapat membantu kita didalam melakukan reproduksi buatan. Anatomi sangatlah erat hubungannya dengan tingkah laku, sifat dan lingkungan ikan. Metode yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu simulasi berbagai cara penyuntikan, seperti intra muscular, intra peritoneal, dan intra cranial. Selanjutnya dilakukan pembedahan terhadap ikan mas Cyprinus carpio dan ikan lele Clarias sp. utuk melihat bagian organ dalamnya. Praktikum ini bertujuan untuk memeberikan metode standar untuk mengamati ciri dan sistem organ reproduksi ikan, memberikan pengetahuan dasar secara visual mengenai bagian-bagian tubuh ikan yang berkaitan dengan organ reproduksi, serta meningkatkan kemampuan memaparkan ciri morfologi dan anatomi reproduksi dalam bentuk gambar dan tulisan. Dari hasil praktikum yang dilakukan didapat berbagai cara penyuntikan dan bagian organ ikan yang pada umumnya sama.
Kata Kunci : Anatomi
Pendahuluan
Pengetahuan mengenai morfologi dan anatomi ikan dapat membantu kita dalam mengetahui proses reproduksi, Dengan pengetahuan tersebut kita dapat mengetahui cara ikan bereproduksi, metode reproduksi, dan cara untuk membuat reproduksi buatan.
Anatomi adalah bagian-bagian tubuh yang terdapat di dalam organ tubuh. Sedangkan, Anatomi ikan berhubungan erat dengan sifat dan pola tingkah laku ikan serta kemampuan menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan Raharjo dan Muniati, 1984).
Dengan adanya praktikum ini, kita dapat memahami lebih lanjut mengenai morfologi dan anatomi dari Ikan mas Cyprinus carpio dan Ikan lele Clarias sp., memeberikan metode standar untuk mengamati ciri dan sistem organ reproduksi ikan, memberikan pengetahuan dasar secara visual mengenai bagian-bagian tubuh ikan yang berkaitan dengan organ reproduksi, serta meningkatkan kemampuan memaparkan ciri morfologi dan anatomi reproduksi dalam bentuk gambar dan tulisan.
Metodologi
Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah pada hari rabu, 19 september 2007 pukul 07.00-10.00 WIB, bertempat di Laboratorium Genetik Ikan 3, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat bedah, syringe, tusuk gigi. Bahan yang digunakan adalah tissue atau serbet, ikan mas dan ikan lele. Metode injeksi yang dilakukan tediri dari tiga, yaitu; intra-muskular (penyuntikan dilakukan di daerah dorsal), intra-peritonial (penyuntikan dilakukan di daerah abdomen), dan intra cranial (penyuntikan dilakukan di daerah kepala).
Pertama-tama, ikan mas dan ikan lele disuntik menggunakan syringe pada bagian intra muscular, intra peritoneal, dan intra cranial sebagai simulasi. Metode pembelahan dilakukan dengan pemotongan yang dimulai dari bawah anal menuju vertebrae lalu membelok ke arah caudal hingga kira-kira sampai diujung bawah insang. Kemudian ikan mas dan ikan lele tersebut digambar utuh. Kemudian, ikan mas dan ikan lele tersebut dibedah dan digambar bagian-bagian organ dalamnya.
Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini diperkenalkan tiga metode injeksi pada ikan. Metode ini antara lain:
Intra-muscular yaitu metode injeksi yang dapat dilakukan pada sepanjang otot dorsal. Jarum suntik ditusukkan dibawah lapisan sisik atau diantara deretan sisik dengan arah 300-450, yang kemudian masuk kedalam dalam otot ikan.
- Ikan mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas (bahasa Inggeris: Goldfish ) merupakan salah satu ikan terawal. Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L.
- Ikan Catfish (Clarias sp.)
Klasifikasi ikan lele berdasarkan taksonomi yang dikemukan oleh Weber de Beaufort (1965) dalam Suyanto (1991), digolongkan sebagai berikut :
Filum : Chordata, ialah binatang bertulang belakang
Kelas : Pisces, ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk bernapas
Sub kelas : Teleostei, ialah ikan yang bertulang keras
Ordo : Ostariophysi, ialah ikan yang di dalam rongga perutnya sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yang disebut tulang weber (Weberian oscicle).
Sub ordo : Siluroidae, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, berkulit licin (tak bersisik).
Famili : Clariidae, ialah suatu kelompok ikan (dari beberapa genus) yang selain mempunyai ciri – ciri tersebut, juga mempunyai ciri yang lebih khas lagi, yakni bentuk kepalanya pipih dengan lempeng tulang keras sebagai batok kepala. Bersungut empat pasang, sirip terdapat patil, mempunyai alat pernapasan tambahan yang terletak di bagian depan rongga insang, yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen langsung dari udara.
Genus : Clarias (Suyanto, 2006)
Spesies : Clarias batrachus Burchell
Clarias batrachus Linneaus
Ikan lele mempunyai ciri-ciri morfologi, antara lain: jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada P.9-10, sirip perut V.5-6, sirip anal A.50-0 dan jumlah sungut sebanyak 4 pasang, 1 pasang diantaranya lebih panjang dan besar. Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan antara panjang baku terhadap panjang kepala adalah 1: 3-4 (Anonimous, 2000). Kepala pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergerigi, bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor, memiliki patil (Suyanto, 1999) serta memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent organ) berupa kulit tipis menyerupai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kadar oksigen rendah (Aninomous, 2000). Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya terhadap serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Perkembangan gonad merupakan bagian dari dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan ikan betina sebesar 10–25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5 5 – 10. Dalam Biologi Perairan pencatatan perubahan atau tahap- kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan TKG akan didapatkan informasi, kapan satu jenis memijah, baru memijah atau sudah memijah. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama gonadnya menjadi masak tidak sama ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya, apalagi spesies tersebut tersebar tersebar pada pada lintang yang perbedaanya lebih dari 5 derajat.
TKG menurut menurut Kesteven, Bagenal dan Braum (1968), adalah 1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa 2. Dara berkembang. Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar . 3. Perkembangan I. Testes dan dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler . Gonad, mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat ilihat seperti serbuk putih. 4. Perkembangan II. Testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna kemerah –merahan. Telur dapat dibedakan, bentuknya bulat telu. Ovarium mengisi kira-kira kira dua pertiga ruang bawah.
TKG menurut Nikolsky yaitu 1. Tidak masak.Individu masih belum berhasrat kan mengadakan reproduksi. Ukuran Ukuran gonad kecil. 2 Masa istirahat. Produk seksual belum berkembang. Gonad berukuran kecil. Telur tidak dapat dibedakan oleh mata telanjang. 3. Hampir masak. Telur dibedakan oleh oleh mata telanjang. Testes, berubah dari dari transparan menjadi warna ros. 4. Masak. Produk seksual masak. Produk seksual mencapai berat maksimum, tetapi produk belum keluar bila perut diberi sedikit tekanan. 5. Reproduksi. Bila Bila perut diberi sedikit tekanan, produk seksualnya akan menonjol keluar lubang pelepasan. . Berat gonad dengan sejak permulaan berpijah sampai pemijahan selesai. 6. Keadaan salin. . Produk Produk seksual telah dikeluarkan . Lubang genital berwarna kemerahan. Gonad mengempis. Ovarium berisi beberapa telur sisa. Testes juga berisi sisa. 7. Masa istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan. Warna kemerah- merahan merahan pada lubang genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum kelihatan oleh mata.
Gambar 4. Hasil pembelahan
Organ-organ urogenital adalah organ-organ yang berfungsi dalam penyingkiran sisa hasil metabolik dan organ-organ yang berfungsi dalam reproduksi. Organ yang sangat berperan dalam ekskresi sisa hasil metabolik ialah ginjal. Ginjal berbentuk ramping, dan memanjang, berwarna merah tua, terletak di atas rongga perut dan di bawah tulang punggung. Gonad ikan yang merupakan organ reproduksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu testes yang terdapat pada ikan jantan dan ovarium yang terdapat pada ikan betina. Pada tahap awal perkembangan gonad, antara testes dan ovarium tidak dapat dibedakan secra jelas (Rahardjo dan Muniarti, 1984).
Pada ikan lele, hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi.
Menurut Ronaldson dan Hunter, (1987) dalam Hendriana, (2006) perkembangan gonad atau oogenesis ialah transformasi oogonia menjadi oosit. Komponen utama oosit berasal dari senyawa vitelogenin berbobot tinggi berasal dari darah yang disintesis dalam hati.
Secara garis besar gonad dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad dan tahap pematangan gonad (Lagler et al., 1977 dalam Khum 1998). Dalam pertumbuhan gonad ini dapat ditentukan ciri-ciri gonad jantan dan betina secara histologis. Gonad betina atau ovarium berbentuk bulat dan oval. Di dalam lamella terdapat septa sebagai penunjang sitoplasma lebih tebal dan terdapat beberapa nukleus. Warna gonad kekuningan dan memiliki ukuran gonad lebih besar dari gonad jantan. Sedangkan gonad jantan didomonasi jaringan ikat dan terdapat tubulus seminifer. Gonad jantan berukuran lebih kecil dan menyebar merata serta berwarna lebih putih dari gonad betina (Syandri, 1996 dalam Kham 1998).
Penentuan tingkat kematangan gonad dapat dilakukan secara morfologis dan histologis. Tingkat secara morfologis dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan gonad melalui fase perkembangan gonad (Effendie, 1997 dalam Siregar, 1999).
Perbedaan jenis kelamin ditentukan oleh faktor dalam dan luar. Faktor dalam berupa jenis kelamin dan hormon sedangkan faktor luar ditentukan oleh suhu, pakan, intensitas cahaya, pH, nitrogen dan metabolitnya, alkalinitas, kesadahan, dan zat buanganyang berbahaya bagi kehidupan ikan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
.
Jauhari, M.A. 2005. Penyediaan Induk dan Benih Bermutu serta Teknik Pembesaran Ikan Lele ( Clarias sp.). Direktorat Jenderal perikanan Budidaya, Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Kesteven, Bagenal, Braum. 2006. www.google.com.[23 September 2007].
Murtidjo, Agus Bambang. 2001. Budidaya Karper dalam Jaring Keramba Apung. Penerbit Knisius: Ygyakarta.
Nikolsky. 2006. Reproduction Fish.www.google.com.[23 September 2007].
Rahardjo, MF dan Muniarti. 1984. Anatomi beberapa jenis Ikan ekonomis penting di Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar