Minggu, 16 Desember 2007

Pengamatan Histologi Reproduksi, Preservasi dan Uji Motilitas

Laporan Praktikum

M.K. Fisiologi Reproduksi


Pengamatan Histologi Reproduksi, Preservasi dan Uji Motilitas

Abstrak

Preservasi atau proses pengawetan dilakukan untuk memperpanjang waktu hidup sperma. Preservasi dapat dilakukan dengan cara sederhana menggunakan bahan pengencer seperti larutan fisologis, kuning telur, air susu atau jika ingin dibekukan dalam waktu lama bisa dengan bantuan dry ice (-79oC) atau dengan menggunakan nitrogen cair (-196oC). Stimulasi dan lama bergerak sperma dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, suhu, tingkat kematangan dan faktor alam lainya seperti kandungan ion, pH serta osmolitas. Semua sperma pada setiap kelompok menunjukan nilai indeks motilitas 5 yang artinya bahwa sperma bergerak cepat dengan arah maju (menentang arus) dengan pergerakan ekor bervariasi. Pada uji hidup kelompok 2 memiliki waktu hidup paling lama 2 menit 17 detik dan lama hidup terendah terdapat pada kelompok 4 dengan 1 menit 3 detik. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan sperma dan lama sperma bergerak serta untuk mengetahui teknik preservasi sperma.


Kata Kunci

Preservasi, Uji Motilitas

Pendahuluan

Preservasi adalah pengawetan, pemeliharaan, penjagaan atau perlindungan. Sedangkan kriopreservasi adalah penyimpanan sel sel hidup dalam jangka waktu pendek maupun panjang dengan menggunakan dry ice maupun nitrogen cair sebagai bahan pembeku. Konsep kriopreservasi bisa juga digunakan dalam preservasi sperma dengan mempertahankan viabilitas sel melalui reduksi atau interupsi fungsi fungsimetabolik bahan biologis. Parameter yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah perbandingan jumlah sperma dan bahan pengencer, suhu pembekuan dan pencairan kembali, dan jenis larutan pengencer untuk fertilisasi. Perbandingan antara jumlah sperma dengan larutan pengencer bervariasi mulai dari 1:1 sampai 1:10 tergantung jenis ikan. Pada Ikan Mas perbandingan yang digunakan adalah 1:3.

Motilitas sperma sangat bergantung terhadap lingkungan dan proses preservasi, pembekuan yang cepat dapat melindungi sperma dari kerusakan akibat efek larutan tetapi dapat mengakibatkan cold shock dan pembentukan kristal es yang akan merusak sperma. Pembekuan yang lambat akan mencegak munculnya kristal es tetapi akan menyebabkan naiknya konsentrasi garam dan tekanan osmotik yang akan merusakan protein yang dikandung oleh sel.

Proses pembekuan yang salah akan menyebabkan kerusakan permanen pada spermatozoa yang ditandai dengan bentuk yang tidak normal, pergerakan yang tidak normal, motilitas yang rendah, kerusakan membran plasma dan kematian sel.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan sperma dan lama sperma bergerak serta untuk mengetahui teknik preservasi sperma.

Metodologi

Praktikum dilakukan pada hari kamis 27 September 2007 pukul 15.00-17.00 yang bertempat di laboratorium Genetika Ikan Departemen Budidaya Perairan, Institut pertanian Bogor.

Alat yang digunakan adalah syringe, Botol Film, Selas Objek, gelas Penutup, Stopwatch, Kertas Tissue dan Microskop.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas jantan yang matang gonad, larutan fisiologis dan akuades.

Pertama sperma ikan dikeluarkan dengan cara mengurut perut ikan ke arah urogenital. Sperma yang keluar dusedot dengan syringe tanpa jarum. Sperma ditampung dalam botol film kemudian dicarikan dengan larutan fisiologis dengan perbandingan 1:3. Larutan itu kemudian diteteskan pada gelas obyek lalu diamati dibawah microskop. Lalu ditambahkan akuades untuk mengaktifkan sperma dan diamati motilitasnya. Motilitas sperma diamati berdasa indeks motilitas sperma pada tabel 1

Tabel 1. KriteriaPenilaian Motilitas Sperma

Kriteria

Skor

Semua spermatozoa bergerak cepat dalam arah maju dengan pergerakan ekor yang bervariasi (>70%, rata –rata 85%)

5

Kebanyakan sperma menunjukan gerak arah maju (40-79%, rata rata 55%(

3-4

Sangat sedikit sperma yang bergerak kearah maju (10-40%, rata –rata 25%)

1-2

Kebanyakan sperma tidak bergerak, beberapa bergerak maju (10-15%)

0,5-0,75

Kebanyakan tidak bergerak, beberapa tampak bergetar (1,5 – 3%)

0,25

Semua sperma mati / immotil

0

Hasil Dan Pembahasan

Organ Reproduksi pada ikan Jantan adalah sepasang testis yang terletak memanjang sepanjang rongga badan dan dilengkapi dengan saluran testikulas. Histologi gonad jantan bisa dilihat di gambar dibawah ini :

Gambar 1. Gonad Ikan Jantan

Gambar 2. Gonad Ikan Betina

Pada testis spermatozoa dihasilkan dalam kista seminiferus yang terletak pada kantung kantung dalam testis. Sel sel seroti yang memiliki fungsi nutritif (memberikan cadangan makanan pada spermatozoa) terletak mengelilingi kista. ( Nasrulloh, 2006).

Pad aumumnya spermatozoa terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan ekor tetapi ada yang meiliki tiga bagian yaitu kepala, tengah dan ekor. Kepala sperma berbentuk oval membulat yang mengandung materi inti. Bagian tengah memiliki mitokondria yang berfungsi untuk metabolisme sedangkan bagian ekor berfungsi sebagai alat gerak sperma.

Sel sperma pada ikan cyprinidae berwarna kekuningan menyerupai susu. Sel sperma adalah sel padat yang tidak tumbuh atau membelah diri. Sel sperma hanya bertujuan untuk membuahi sel telur. Jumlah Sperma yang dihasilkan oleh ikan jantang beraneka ragam volum dan maupun kualitasnya, hal ini dipengaruhi oleh umur, ukuran dan frekuensi pengeluaran sperma (Kazakou, 1981 dalam Sutrisna, 2002) selain tiu faktor eksternal lain yang mempengaruhi adalah musim, frekuensi pemijahan, jumlah ikan betina yang akan dibuahi dan konsisi pemijahan. Sperma bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Sperma yang berkualitas akan bergerak melawan aliran air.

Hasil pengamatan Sperma ikan mas (Cyprinus carpio) bisa dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas sperma

Kelompok

Kualitas Sperma hari ke -

0

1

1

5

0

2

5

0

3

5

0

4

5

0

5

5

0

Gambar 3. Grafik Pengarus lama Penyimpanan terhadap kualitas sperma

Pada hari pertama semua sperma yang diamati menunjukan index motilitas 5 yang artinya Semua spermatozoa bergerak cepat dalam arah maju dengan pergerakan ekor yang bervariasi (>70%, rata –rata 85%), pada hari kedua sperma tidak dapat diamati karena semua sperma mati yang dilihat dari munculnya endapan putih pada larutan sperma yang disimpan.

Lama hidup sperma sperma ikan mas bisa diamati pada tabel dan grafik dibawah ini :

Kelompok

Umur Sperma Hari Ke-

0

1

1

1’08’’

0

2

2’17’’

0

3

1’38’’

0

4

1’03’’

0

5

1’25’’

0

Gambar 4. Lama pengeruh penyimpanan terhadap umur sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Dari grafik kita bisa mengetahui bahwa umur sperma yang paling lama adalah kelompok 2 dengan 2’17’ sedangkan kelompok yang paling empat adalah yang paling sungkat masa hidup spermanya 1’03’’. Hal ini relevan dengan pendapat ginzburg (1972) dalam Nasrulloh (2006) bahwa sperma dapat aktif di air berkisar 2-3 menit.

Umur sperma pada hari ke 1 tidak dapat diamati karena sperma yang disimpan telah immotil yang ditandai dengan munculnya endapan putih pada tabung film.

Daftar Pustaka

Nasrulloh, A. F. 2006. Perkembangan berbagai sperma ikan zebra yang diberi pakan dengan berbagai dosis vitamin E. [Skripsi]. Departemen budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Sutrisna. 2002. Keragaman Kualitas Sperma Ikan Patin Pangasius Hypophthalmus savvage pada bulan oktober dan sampai februari 2001. [Skripsi]. Departemen budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Tan dan Affandi. 2000. Biologi Reproduksi Ikan

Tidak ada komentar:

Google