Senin, 07 Januari 2008

DISKUS, SEVERUM, RAINBOW, NIASA

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

PENGENALAN JENIS IKAN HIAS

(DISKUS, SEVERUM, RAINBOW, NIASA)

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat DKI Jakarta khususnya petani ikan/nelayan telah ditempuh berbagai cara diantaranya memanfaatkan lahan pekarangan dengan usaha pemeliharaan ikan hias. Jumlah ikan hias khususnya ikan hias air tawar yang susah dapat dibudidayakan di Indonesia ada 91 jenis. Dari ke 91 jenis ikan tersebut, ada beberapa jenis ikan hias tersebut yang sangat potensial untuk dikembangakan karena selain dapat dipasarkan didalam negeri juga dapat merupakan komoditas eksport. Jenis-jenis ikan hias yang potensial tersebut antara lain ikan Diskus, Severum, Rainbow, dan Niasa. Untuk lebih mengenal jenis ikan tersebut pada Bab selanjutnya akan dikemukanan sifat dari ikan-ikan tersebut.

2. JENIS IKAN HIAS

  1. Diskus
    Ikan hias Diskus (Symhysodonodiscus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari sungai Amazon (Brasil). Jenis ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang baik dan sangat disenangi di berbagai negara. Di Indonesia ikan Diskus sudah dapat dibudidayakan dan sangat potensil untuk dikembangkan karena selain dapat dipasarkan dipasaran lokal, juga dapat merupakan komoditas ekspor. Ciri khas dari ikan diskus ialah benetuk badannya tubuh pipih, bundar mirip ikan bawal dengan warna dasar coklat kemerah-merahan. Ikan diskus dapat dibudidayakan didalam Aquarium untuk sepasang diskus dapat ditempatkan dalam aquarium berukuran sekitar 75 x 35 x 35 cm kwalitas yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan diskus yaitu di air yang jernih, temperatur sekitar 28 - 30 ° C pH (derajat keasaman) 5 - 6 selain itu kandungan Oksigen terlarutnya harus cukup tinggi yaitu + lebih besar dari 3 ppm (pxrt per million). Ikan Diskus sudah dapat dikembangbiakan setelah berumur antara 15 - 20 bulan. Adapun makanan yang umum dengan makan yaitu kutu air, cuk, cacing (makanan buatan) yang ada dipasaran.
  2. Severum
    Ikan severum Cichlosoma severum adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari Amerika Serikat bagian Utara (S. Arhazone). Tubuhnya pendek, gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan, atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 - 7, temperatur air 21 - 25°C. Ikan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berumur + tahun dengan ukuran 12 - 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina. Makanan yang dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll.
  3. Ikan Rainbow
    Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.
  4. Ikan Niasa
    Psedatropheus auratus Bonlenger atau nama Inggris Auratus. Di DKI jakarta lebih dikenal dengan nama Niasa jenis ikan ini mempunyai tubuh memanjang agak datar, warna dasar kuning keemasan cerah atau hitam pekat. Ikan Niasa sangat agresif gerakannya sehingga harus hati-hati kalau akan dicampur dengan jenis ikan lain. Kwalitas air yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan Niasa yaitu pH = 7, temperatur 24 - 27°C. Pemeliharaan dapat dilakukan didalam bak semen atau aquarium. Ketinggian air yang diperlukan untuk pemijahan sekitar 30 - 35 cm. Ikan Niasa sudah dapat memijahkan dalam umur 7 bulan dengan ukuran panjang tubuh : 7 cm. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dari totol kuning sirip anusnya. Ikan jantan biasanya memiliki totol-totol in, sementara si betina tidak. Makanan yang diberikan antara lain : Cuk, kutu air.

3. SUMBER

Dinas Perikanan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta, 1996

4. KONTAK HUBUNGAN

Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Perikanan

Cerita orang yang membudidayakan Diskus

Produktif atau Tidak, Tetap Disayang

Hampir dua tahun ini Yusni dikerjai ikan-ikannya. ''Mereka tidak mau produksi,'' katanya sambil memandangi puluhan ikan diskus yang berseliweran di akuariumnya.

Selama dua tahun terakhir ini, dr Ida Yusni Solichin disibukkan urusan remaja yang kecanduan narkoba. Buntutnya, ikan-ikan diskus warna-warni yang biasa diajak bercengkerama tiap pagi dan petang sepulang kantor pun mungkin merasa diabaikan.
''Mereka ngambek, tidak mau menghasilkan,'' katanya,''Bertelur saja ogah, apalagi menggendong anak.'' Akibatnya, dalam kurun waktu itu, tak ada perkembangbiakan yang berarti.

Bukan maksud Yusni memanjakan. Ikan air tawar asal Sungai Amazon, Brazil ini tergolong ikan sensitif dan mungkin juga suka 'gaul'. Bila diajak berkomunikasi, ia akan lebih aktif melenggak-lenggok.

Ikan bulat pipih itu dinamai diskus karena bentuknya seperti cakram. Sekarang, jumlah diskus Yusni sebanyak 22 pasang aneka warna yang terdiri dari jenis-jenis Marlboro, Blue Diamond, Solid Blue, Solid Red, Pigeon Blood, Cobalt, Snake Skin. Ikan-ikan itu menghuni akuarium di ruangan khusus yang terang dan bersih.

Untuk 'rumah' bagi akuarium itu, Yusni dan suaminya, M Solichin, sengaja membongkar taman di samping rumah di kawasan Utan Kayu, Jakarta. ''Sengaja dibuatkan ruangan untuk mereka,'' tutur ibu tiga anak yang kini menjabat Kasubdit Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial itu.

Monogami
Yusni dan Solichin memang penggemar ikan. Mereka berdua juga gemar memancing dan mengikuti berbagai lomba. Sedangkan urusan pemeliharaan ikan diawali suami Yusni dari ikan cupang yang populer sebagai ikan aduan.

Diskus mulai memasuki kehidupan keluarga ini pada tahun 1980-an. Kala itu ikan ini belum lagi populer. Ia membeli 10 ekor jenis Cobalt di Setiabudi, Jakarta. ''Saya ingat betul, dulu masih mahal, harganya Rp 15.000-an,'' kenang Yusni. Jenis yang sama sekarang Rp 2.500.

Untuk lima pasang ikan itu dibuatkan lima akuarium. Mereka pun beranak-pinak sampai ia harus menambah lima akuarium lagi. Suatu hari ada seseorang yang menanyakan apakah Yusni ingin menjual ikan-ikannya. Ia sempat terheran-heran. ''Ternyata laku juga,'' katanya.

Rupiah pun mengucur dari akuarium-akuarium itu. Tiap bulannya, dari sekitar 20-an pasang bisa menghasilkan 500 diskus. Ikan itu diambil eksportir untuk dikirim ke Belanda, AS, dan Singapura. ''Di Singapura ikan itu disortir, dijual lebih mahal,'' katanya. Ia sendiri menjual seharga Rp 20.000-an, untuk Blue Diamond.

Ia mengakui, bila bisnis diskus ini ditekuni, hasilnya lebih besar dari praktek dokter. ''Tapi, ini hobi, bukan bisnis,'' katanya. Itulah sebabnya, meskipun saat ini ikan-ikannya tidak berproduksi, Yusni tetap merawat mereka baik-baik.

Untuk itu pula, psikiater di Rumah Sakit Afia, Jakarta Pusat ini tak segan mengeluarkan sekitar Rp 400.000 untuk makanan ikan. Dengan waktu makan tiga kali sehari, melahap larva blood worm sebanyak 6 ons.

Ikan-ikannya boleh jadi tengah macet berproduksi besar-besaran, tapi Yusni punya rencana lain. Ia ingin menghasilkan ikan dengan warna-warna baru. Salah satunya, ia ingin menghasilkan polos kuning dengan menjodohkan Marlboro dengan Si Blue Diamond. ''Kalau bisa jadi harganya mahal, Rp 10 juta,'' kata bendahara Kelompok Diskus Indonesia, organisasi yang beranggota sekitar 100 orang ini.

Tak cuma warna. Diskus pun dinilai dari rupanya. Semakin bagus dia bila bentuknya semakin mirip cakram. ''Jadi, mulutnya tidak mencuat,'' jelas wanita yang gemar bercocok tanam dan juga menyulam ini.

Menjodohkan diskus, diakuinya, susah-susah gampang. Pasalnya, ikan ini sensitif dan monogamis. Bila pasanganya mati, ia tak mudah pindah 'ke lain hati'. Walhasil, saat diberi pasangan baru, ia marah. ''Pasangan barunya dipukul-pukul pakai ekornya,'' jelas Yusni.

Sekali bertelur, seekor ikan bisa menghasilkan 200 hingga 300. Namun, tak semuanya jadi. Bila telur yang dibuahi menetas, ikan-ikan kecil akan menempel pada tubuh ikan betina. Sebab, ikan muda makan lendir pada tubuh ikan dewasa itu. Namun, seringkali ikan betina itu menyantap ikan-ikan kecil yang menumpang pada badannya.

Untuk menjaga kesehatan ikan-ikannya, air akuarium harus diganti tiap harinya. Airnya pun harus dibersihkan lebih dulu dari kaporit. Kotoran ikan pun harus segera disingkirkan dengan alat penyedot.

Bila dibiarkan, kotoran yang mengandung amoniak ini bisa menghambat pertumbuhan ikan. ''Ikan-ikan itu jadi kerdil,'' katanya. Malam hari pun bukan halangan baginya untuk menyedot kotoran yang menempel di dasar akuarium.

Ikan-ikan Yusni memang indah. Namun, jangan berharap bisa duduk menikmatinya di ruang akuarium. Ruangan berukuran 3x4 meter itu panas dan pengap. Maklum, lubang-lubang anginnya ditutup. ''Udaranya disesuaikan kebutuhan ikan,'' katanya. Diskus yang umurnya bisa mencapai 4 tahun ini membutuhkan suhu 25-27 derajat Celcius.

Yusni mengaku memperoleh ketenangan dari hobi merawat ini. ''Mereka itu indah, gerakannya gemulai, warnanya cantik,'' ujarnya sambil menggerakkan tangannya dengan halus, menirukan gerak peliharaannya.

Ia percaya, memandangi ikan-ikan peliharaan itu bisa mempengaruhi karakter si pemilik. ''Bisa menimbulkan ketenangan.''
Lain halnya, katanya, dengan ikan arwana. ''Dia gagah berani, mencaplok mangsanya dengan tenang. Biasanya mempengaruhi sifat kita, dalam bisnis mencaplok-caplok ha...ha...ha...''
poy ()

Berbagai Strain Diskus


Gold Diamond


Red Marlboro


Pearl Pigeon


Blue


MarlBoro


Red Pigeon


Snake Fin



Red Ribbon

Sejarah Singkat diskus

 
Sebutan Discus bagi ikan ini mengacu pada bentuk tubuhnya yang menyerupai lempengan piring (disk) yang berdiri tegak. Discus termasuk dalam famili Cichlidae, dan tergolong dalam genus Symphysodon. Symphysodon berarti "memiliki gigi pada bagian tengah rahang".

Discus yang pertama kali dikenal adalah Symphysodon discus heckel. Deskripsinya ditulis oleh Heckel pada tahun 1840. Jenis ini dikenal sebagai "Discus Sejati". Discus Heckel berbeda dengan Discus lainnya. Jenis ini memiliki tiga garis vertikal yang lebih jelas,yaitu baris pertama yang melewati kepala, baris kelima yang melewati bagian tengah tubuh, dan garis ke sembilan atau garis ekor. Selain itu S. discus diselimuti oleh marking biru bergelombang pada bagian samping tubuhnya. S.discus berasal dari Rio Negro dan anak-anak sungainya.

Symphysodon aequifasciata aequifasciata, dikenal sebagai Discus Hijau,dideskripsikan pertama kali oleh Pellegrin pada tahun 1904. Ikan ini merupakan jenis Discus kedua yang "ditemukan". Mereka ditemukan di Danau Tefe dan Peruvian Amazonia. Selama tigapuluh tahun kemudian ikan ini terlupakan dan baru dikenal oleh para hobiis setelah diperkenalkan pada sekitar petengahan tahun 1930-an.

Diawal sejarah pembudidayaannya, pengembangbiakan Discus pada awalnya mengacu pada Angel Fish (P. scalare) karena kesamaan dan dekatnya hubungan kedua ikan tersebut, yaitu dengan cara memindahkan telur, menetaskan mereka dalam tempat terpisah kemudian membesarkan burayaknya. Akan tetapi asumsi ini tidak berlaku. karena Discus ternyata diketahui memiliki cara perkembanganbiakkan yang khusus. Pembudidayaan Discus baru "berhasil" pada akhir tahun 1950-an yaitu pada "jaman" Jack Wattley di Amerika dan Eduard Schmidt-Focke di Jerman yang merintis usaha awal pembudidayaan ikan ini.

Pada tahun inilah Discus mulai "ramai" dibicarakan oleh perintis-perintis awal hobiis discus kawakan seperti, selain kedua disebutkan sebelumnya, adalah: Harald Schlutz, Herbet R. Axelrod, Herbet Haertel dll. Pada masa ini tidak jarang ditemukan orang yang frustrasi karena gagal dalam mencoba membudidayakan Dscus, beberapa orang dilaporkan pernah melakukan percobaan bunuh diri, lainnya harus dirawat dibawah pengawasan psiktiater, dan ada pula yang "menghilang". Beberapa orang mengorbankan kolam renangnya sebagai cadangan air bagi discus-nya, yang lain harus merelakan "bath-tube"nya untuk kelangsungah hidup ikan tersebut, dan lain sebagainya. Perjalanan untuk mendapatkan discus di habitat aselinyanyapun, di Amazon, bukan merupakan pekerjaan yang mudah.

Pada tahun 1960, Schultz mendeskripsikan dua sub-spesies Discus lainnya, yaitu: Symphysodon aequifasciata ; S. aequifasciata axelrodi, Discus Coklat dari Belem , dan S. aequifasciata haraldi, Discus Biru, yang ditemukan di dekat Manaus, Brazil. Pengkelasan ini sempat mengundang kontroversi, karena para ahli taksonomi hanya mengakui satu spesies saja, sedang yang dianggap sebagai sub spesies hanyalah disebabkan oleh variasi perbedaan warna yang bersifat regional.

Pada 30 tahun terakhir, berbagai strain Discus telah "dibuat" melalui seleksi di Jerman, Amerika dan Jepang. Disusul kemudian oleh negara-negara lain termasuk Indonesia. Saat ini, berbagai strain Discus dapat ditemui di pasaran dengan harga beragam tergantung pada strain yang bersangkutan.

Apakah Diskus itu?

Diskus berasal dari Amazona (Brazil), bentuk tubuhnya pipih bundar dengan warna dasar coklat kemerahan dengan garis berombak dan beraneka ragam tak teratur mulai dari dahi sampai samping perut. Matanya berwarna merah dan garis tengah tubuhnya paling besar 15 cm. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah ikan ini tidak suka menggangu dan diganggu, oleh sebab itu lebih senang menyendiri atau mengelompok dengan sejenisnya.

Untuk memilih jenis kelamin ikan diskus masih sulit, cara yang terbaik adalah dengan memelihara sekawanan diskus sejak kecil. Setelah berumur 15-20 bulan diskus akan memilih pasangannya sendiri. Pasangan tersebut kita ambil dan dipindahkan untuk dipijahkan.

Pemijahan :
Sediakan akuarium berukuran75x35x35 cm.
Suhu air antara 28°C-30oC dan usahakan pHnya antara 5-6. Air dapat diambil dari sumur PAM yang telah diendapkan selama 24 jam.
Pasang filter dan aerator.
Masukkan induk diskus yang telah berpasangan.
Sediakan paralon/pot di dalam akuarium untuk menempelkan telur.

lnduk yang telah matang telur akan menempelkan telumya pada paralon/pot yang telah disediakan, telur yang baik akan menetas setelah 60 jam. Kemudian larvanya akan dibersihkan dan dipindahkan ke tempat yang aman dan bersih oleh induknya. Setelah 3-4 hari larva ini sudah dapat berenang dan mulai saat ini tubuh si induk akan digelayuti anaknya sambil menghisap lendir di sekujur tubuh induknya sebagai makanan utama. Kemudian setelah berumur 1 minggu anak diskus bisa diberi makanan berupa kutu atau larva artemia. Baru pada umur 1 bulan kita pisahkan dari induknya dan dipindahkan ke tempat lain yang lebih luas atau akuarium ukuran 120x50x50 cm, agar dapat digunakan untuk pemeliharaan selanjutnya.

Keterangan gambar : Discus Cihlids (Symphysodon spp.)




Hak Cipta 2003, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Ngomongin Diskus Nyok!

T : Kalau majang diskus itu sendiri atau dengan ikan laen?
J : Bisa aja di campur kok asal ikannya ngga galak dan juga ngga bawa bibit penyakit.

T : Aquariumnya pake aquascape atau gundul aja?
J : Pake aquascape aja, diskus kan habitatnya di lingkungan yang banyak tanaman air

T : Gimana cara ngasih makan diskus?
J : sebaiknya pake pakan alami 2-3 kali sehari

T : Strain apa aja yang ada di pasaran?
J : Di pasaran Indonesia ada empat strain diskus sperti Red Pigeon (warna dasar orange bertotol biru), Cobalt (warna dasar seperti pohon mahoni bertotol biru), Blue (warna dasar biru), Marlboro (warna dasar merah dengan garis garis biru),

T : bagaimana dengan kualitas air?
J : Oksigen (2-5ppm), pH (6.5 untuk pemeliharaan dan 6 untuk pemijahan), Suhu (28 – 30 oC), kesadahan (2-4 DH)
T : Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan diskus?
J : Bebas penyakit dan bekas penyakit, sisik tersusun rapi, sirip masih utuh, gerakan harus wajar tidak terlalu tenang dan tidak menghentak hentak, Kedua maT ukurannya harus normal, pada diskus seumuran pilih diskus paling besar di akuarium itu.

T : Berapa padat tebarnya?
J : untuk ukuran 6 – 7 cm maka satu ekor ikan membutuhkan air antara 6 – 7 liter. Makin besar ikan maka kebutuhan air makin besar dan padat tebar semakin jarang.

T : Bagaimana cara memijahkan diskus?
J : supaya tidak terlalu mahal sebaiknya memelihara diskus dari remaja. Bisa dimulai dengan membeli 2 lunis (24 ekor) dan di rawat dalam aquarium 135 Liter. Calon indukan itu akan mencari pasangan masing masing.
T : Membedakan Jantan dan betina bagaimana caranya?
J : betina memiliki bibir yang simetris sedangkan jantan memiliki bibir atas yang lebih menonjol atau memble istilah kerennya, warna diskus jantan relatif lebih menarik dari betina,jantan lebih agresif. Cara paling akurat adalah meilhat alat kelaminnya : diskus jantan alat kelaminya lancip dan diskus betina alat kelaminya bulat.

T : Umur berapa diskus bisa memijah?
J : tergantung strain tapi sebagai patokan biasanya diskus 18 bulan sudah bisa dipijahkan

Sabtu, 05 Januari 2008

Chatting Di HP

What is mig33?

Mig33 is a global mobile community that lets you keep in touch with friends and family through a variety of online services, right on your mobile phone.

With mig33, you can chat and send instant messages and emails, make inexpensive international phone calls, share photos, connect with old friends and even meet new ones. Think of it as an addition to your phone's existing service.
What you get with mig33

Suddenly, you'll have an array of services to help you stay connected and save money, all in the palm of your hand.
Community
Chatrooms
Profiles
Photo Sharing
Mobile Web
Rewards for inviting friends
And more
Connectivity
Use your IM (MSN, Yahoo!, ICQ , AOL, Google Talk, SMS, to name a few)
Share Photos
Make inexpensive international phone calls
Send cheap international SMS
And more

With mig33 your phone becomes much more than just a phone.

Yes, that's your phone
Google